TIMES LAMPUNG, MAGELANG – Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-79, Muslimat NU (Nahdlatul Ulama) Kota Magelang menggelar acara Santunan Anak Yatim Panti Asuhan Darul Hadlonah dan Pengajian Umum di Pendopo Pengabdian Kota Magelang, Minggu (6/7/2025).
Kegiatan yang mengusung tema 'Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian' ini berlangsung mulai pukul 07.00 hingga 12.00 WIB dan dihadiri oleh jajaran pengurus Muslimat NU serta berbagai tokoh pemerintahan dan tokoh Islam di Kota Magelang.
Terlihat hadir dalam acara tersebut, Wali Kota Magelang H. Damar Prasetyono beserta istri, Ketua DPRD Kota Magelang Evin Septa Haryanto Kamil, Wakil Ketua Imam Indra, Fraksi PKB Yunita, aparat TNI/Polri, Ketua TP PKK Kota Magelang, Nanik Yunianti dengan wakilnya Hastuti Sri Harso, serta tokoh NU lainnya.
Acara diawali dengan pra-acara Khotmil Qur’an oleh Nyai Rosul dan pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani oleh Nyai Hj. Irchamiyati.
Kemudian dilanjutkan lantunan shalawat rebana dari santriwati Ponpes Al-Maunah dan tarian tradisional dari asuhan Hj. Yunita Budi Chrissanni, S.H., M.Kn.
Tiga Program Utama
Dalam sambutannya, Ketua PC Muslimat NU Kota Magelang, Hj. Watinah, menegaskan pentingnya peran Muslimat sebagai banom NU dalam memberdayakan perempuan.
Ia juga meluncurkan tiga program utama yaitu,
- Mustika Mesem :
Muslimat NU cantik mengentaskan kemiskinaan ekstrim – Pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pelatihan pembuatan tempe probiotik dan eco-enzym,
- Mustika Darling
Muslimat NU cantik sadar lingkungan – Gerakan sadar lingkungan melalui sekolah sampah dan relawan kebersihan,
- Mustika Segar
Muslimat NU cantik dan segar bugar – Gerakan kesehatan dan kebugaran untuk perempuan Muslimat.
Apresiasi Pemkot Magelang
Sementara itu, Wali Kota Magelang, H. Damar Prasetyono, dalam sambutannya mengapresiasi kontribusi Muslimat NU yang telah menjadi kekuatan strategis dalam membina keluarga dan perempuan.
Atas nama Pemerintah Kota Magelang, Damar menyampaikan penghargaan kepada PC Muslimat NU Kota Magelang, atas dedikasi dan komitmennya dalam menggerakkan keteladanan perempuan di tengah kehidupan masyarakat.
Selama 79 tahun, Muslimat NU dianggap telah menunjukkan eksistensinya sebagai pilar penting dalam membina keluarga, memperkuat pembinaan akhlak, serta mendorong peran aktif perempuan dalam pembangunan umat dan bangsa.
Ia merasa bangga karena peringatan Harlah tersebut tidak hanya bersifat seremonial, namun menghadirkan kepedulian dan keteladanan sosial melalui santunan anak yatim dan tausiah.
Tema ‘Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian’ sangat relevan dalam konteks pembangunan kota, di mana nilai-nilai luhur terus ditanamkan dan diperkuat.
Menurut Wali Kota Damar, hal ini tentunya membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi perempuan berbasis keagamaan seperti Muslimat NU.
"Untuk itu, sinergi antara Pemerintah Kota Magelang dan Muslimat NU akan terus diperkuat dan diperluas, khususnya dalam bidang pemberdayaan keluarga, pendidikan anak, dan kesehatan ibu dan anak,” terang Damar.
Dalam acara tersebut, juga diisi dengan santunan kepada 52 anak yatim binaan Panti Asuhan Darul Hadlonah oleh Muslimat NU serta laporan pemutaran video program dan penerima hadiah utama jalan sehat Mustika Segar.
Resep Menghadapi Ujian Hidup
Puncak acara diisi dengan Mauidzhoh Khasanah oleh Nyai Hj. Nawal Arafah Yasin, yang merupakan istri dari wakil Gubernur Jawa Tengah. Ia yang menyampaikan tentang keutamaan puasa Asyura dan pentingnya hati yang luas dalam menghadapi ujian hidup.
Puasa Asyura merupakan puasa sunnah yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam. Ibadah ini memiliki keutamaan besar. Selain itu, dzikir Hasbunallah wa ni’mal wakil dianjurkan untuk dibaca pada hari Asyura.
“Yang kita butuhkan bukan sekadar hati yang senang, tapi hati yang luas. Karena rasa senang itu bisa cepat hilan seperti saat kita datang ke suatu tempat dengan gembira, namun rasa lelah membuat sukacita berubah jadi letih. Ketika menghadapi ujian hidup, kita perlu kelapangan hati," terangnya.
Ia mencontohkan dengan satu sendok garam dicampur dengan satu sendok air, pasti terasa asin, namin jika dicampur dengan satu bak air, rasa asin itu hampir tak terasa.
"Demikian pula dengan hati, semakin luas dan sabar, semakin ringan pula beban yang dirasa. Maka perbesarlah hati kita agar ujian tak membuat hidup terasa getir," imbuhnya
Pemotongan tumpeng sebagai simbol syukur dan peringatan Harlah ke-79 Muslimat NU. Kegiatan ini disambut meriah oleh seluruh tamu dan undangan yang hadir.
Pembacaan doa dipimpin oleh Kiai Firman, menandai berakhirnya rangkaian acara yang sarat makna, tradisi, dan semangat pemberdayaan perempuan yang berpadu dan menyatu di kalangan Muslimat Kota Magelang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Peringati Harlah ke-79, Muslimat NU Kota Magelang Gelar Santunan Yatim dan Pengajian
Pewarta | : Hermanto |
Editor | : Ronny Wicaksono |